Kamis, 02 Juni 2016

                                                        Ratapan Anak yang Jujur
                                                                                                                             

   Jujur adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak seindah mengaplikasikan dalam keseharian. Tidak pula berlebihan,bila ada yang mengatakan “jujur” semakin langka dan terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi kebanyakan orang. Hal ini dialami oleh rafly,murid laki-laki di kelas XI-MIA-4 yang disukai banyak murid perempuan karena kejujurannya. Selain itu, ia juga taat beribadah.
   Ulangan matematika dimulai, Rafly duduk bersama Ridho. Ridho merupakan sahabat Rafly yang setia padanya, ia selalu ada dalam senang ataupun duka. Rafly sangat mahir dalam pelajaran matematika, kemahirannya tidak luput dari kelicikan Daus dan teman-temannya . Mereka mencoba membujuk Rafly agar mau bekerjasama dengan mereka “ Raf, nomor 5 Raf, nanti gue kasih tau nomor 8”, namun ajakan tersebut selalu Rafly hiraukan, hingga akhirnya bosanlah Daus dengan sikap Rafly yang jujur. Daus mengadukan kejujuran Rafly dengan tuduhan “teman yang sangat pelit” kepada guru BK. Dipanggillah Rafly, Daus dan Rizky yang kebetulan adalah sahabat Rafly yang duduk di depan Rafly ke ruang BK. Otomatis Rizky pastinya membela mati-matian sahabatnya tersebut karena sahabatnya adalah orang yang jujur. Tuduhan milik Daus pun gagal.
   Rafly, Rizky dan Ridho sering sekali belajar bersama di rumah Ridho setiap siang, karena setiap dari mereka memiliki kelebihan dan juga kekurangan dalam berbagai mata pelajaran. Nama kelompok belajar mereka adalah “ Julit” yang kepanjangannya adalah “Jujur walaupun sulit”. Karena sebentar lagi mereka akan menghadapi ulangan akhir semester 2, mereka lebih menggiatkan lagi belajar kelompok mereka, hingga akhirnya tibalah hari penentuan kenaikan kelas mereka. Rafly,Rizky dan Ridho mengerjakan soal-soal ulangan secara individu, lain halnya dengan Daus yang selalu bekerjasama dengan temannya dalam mengerjakan ulangan. Ia mengirim jawaban dengan sistem pinjam rautan, kertas berisi jawaban diletakan di dalam rautan dan peminjam dapat dengan mudah mencontek dari kertas yang Daus letakan ke dalam rautan.
   Ketika nilai dibagikan satu persatu, banyak sekali nilai yang merah pada ulangan Rafly. Ia bahkan sampai heran kenapa ia sudah berusaha semaksimal mungkin sama halnya seperti kedua sahabatnya, namun ia yang banyak mendapat nilai merah dan terpaksa harus ikut remedial. Setiap malam ia sedih karena nilai-nilai merah tersebut terus menghantuinya, dan hampir saja ia berpikiran untuk ikut bekerjasama dan mencontek ketika remedial nanti. Orang tuanya sangat kecewa dengan nilai-nilai Rafly, sampai-sampai Rafly di kucilkan bagai anak tiri. Rizky dan Ridho selalu menyemangatinya untuk bangkit dari keterpurukan dan mereka sangat mencemaskan Rafly, seolah-olah mereka sendiri tidak memiliki nilai merah.

   Remedial demi remdial Rafly lalui dengan susah payah dengan bekal ilmu dari guru,buku dan juga sahabatnya. Sayangnya, nilai remedialnya tetap jelek. Temannya yang bernama Adit mencemoohnya dan menyarankannya agar mencontek dan ikut bekerjasama dengan Daus.
“ Raf, nilai lu jelek sekali. Empat lah,lima lah, mendingan lu ikut kerjasama bareng Daus aja nanti!” ejek Adit.
“ Yaa,gimana ya dit. Aku tak mau jadi orang yang tidak jujur” ucap Rafly.
“ Terserah lu sih, gue tau lu diomelin habis-habisan ama orang tua lu”
   Kejujuran Rafly pun mulai goyah,ia berusaha ingin mencontek ketika remedial bahasa Indonesia nanti. Namun, ia tidak lupa meminta saran kedua sahabatnya. Waktu remedial pun dimulai, banyak ia temui temannya dari kelas lain yang mengerjakan ulangan sambil membuka internet dan juga bekerja sama satu sama lain. Ia ingin sekali melakukannya, namun hawa nafsu itu dapat ia buang jauh-jauh. Setelah nilai dibagikan, banyak murid yang masih dibawah KKM termasuk ia sendiri dan juga kedua sahabatnya. Karena ia merasa tidak terima dengan semua ini, ia segera melaporkan ketidakjujuran teman-temannya yang lain pada guru bahasa Indonesianya.
“ Bu, nilai saya sedikit bu. Tidak adil” ucap Rafly.
“Tidak adil apanya, orang yang mengoreksi gue” jawab Weni.
“Memangnya apa yang tidak adil?” Tanya guru bahasa Indonesia Rafly.
“I.i.itu bu, banyak yang membuka internet tadi bu” jawab Rafly.
“Biarkan saja. Nanti juga ketahuan mana yang curang” ucap guru bahasa Indonesia Rafly.
   Masih terpikirkan olehnya tentang apa ayng gurunya katakana. Bagaimana bisa,gurunya dapat tahu siapa yang mencontek siapa yang tidak. Perasaannya bercampur aduk antara ketakutan dan juga lega. Takut tidak naik kelas dan juga lega karena dapat menceritakan hal yang sebenarnya pada gurunya. Ketika ia kembali kekelas, temannya yang bernama Weni mengumumkan bahwa yang masih dibawah KKM, perbaikannya adalah membuat cerita pendek beserta unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsiknya, ia lega karena itu salah satu hobinya.
   Di depan kelas,Rafly menceritakan pada Rizky dan Ridho tentang apa yang telah terjadi. Ridho pun menanggapi cerita Rafly dengan nasihatnya.
“Raf, orang yang bekerja keras sudah pasti orang yang jujur. Orang yang bekerja keras pasti tidak sia-sia pekerjaanya. Dan walau kau jujur namun tetap dibawah KKM, ternyata Allah punya jalan lain, yaitu menggantinya dengan tugas yang merupakansalah satu hobimu kan?” ucap Ridho.
“ Iya sih, kamu betul juga” ucap Rafly sambil menepuk pundak Rizky dan Ridho seraya tersenyum.
“ Nah,mendingan sekarang kita ke kantin. Kalian mau beli apa? Nanti aku yang traktir, kebetulan hari ini aku ulang tahun nih” ajak Rizky.

“ Wah, happy birthday Rizky! Semoga panjang umur” ujar kedua sahabat Rizky.